Saturday 18 May 2013

granul

Pengertian pupuk granul

Pupuk organik granul (POG) memang sedang ‘naik daun’ beberapa waktu ini. Salah satu sebabnya adalah dukungan pemerintah untuk memberikan subsidi POG. Banyak sisi positifnya, tetapi sisi negatifnya ada juga. Salah satu sisi negatifnya adalah banyak POG yang dibuat asal-asalan, yang penting memenuhi spek, dapat untung, ngak peduli dengan kualitasnya. Broker-broker POG berkeliaran di mana-mana, pengusaha POG skala kecil yang tidak paham bisa kena getahnya. Yang dapat PO-pun yang penting memenuhi komitmennya, yang kadang-kadang tidak peduli dengan kualitas POG.

Lupakan saja POG itu, sekarang mencoba untuk berangan-angan untuk membuat POG kualitas premium. Bagi pengusaha yang memiliki visi jangka panjang POG Premium adalah kunci untuk sukses di bisnis POG.

POG Premium yang saya maksud di sini adalah POG yang memiliki kualitas sangat baik, komposisi lengkap, kualitas terjamin dan terbukti di lapangan. POG Premium bisa dibuat dengan beberapa cara:

1. Menggunakan Bahan Baku Kompos Grade A
Banyak POG dibuat dengan kompos abal-abal, alias kompos mentah. Kompos yang baik adalah kompos yang dibuat dengan proses pengomposan yang sempurna, menggunakan dekomposer yang bagus, dan waktunya cukup. Bahan untuk membuat kompos pun adalah bahan organik yang terjamin tidak terkontaminasi oleh bahan B3. Misalnya, kompos yang dipakai bukan dari TPA, sampah kota, sampah rumah tangga, atau sampah industri yang menggunakan bahan berbahaya. Sebaiknya kompos dibuat dari sampah daun, limbah agroindustri, atau pupuk kandang sapi, kambing, dll.
Salah satu parameter kualitas kompos adalah rasio C/N yang cukup rendah. Selain itu, kompos yang baik memiliki kandungan asam humat dan asam fulvat yang cukup tinggi. Kandungan unsur haranya lengkap, baik unsur makro maupun unsur mikro. Kompos bisa juga dibuat dengan mencampurkan kompos dari beberapa bahan, misalkan kompos dari kotoran sapi dikombinasikan dengan kompos dari limbah padat organik pertanian.
Kompos yang baik juga tidak mengandung mikroba-mikroba patogen untuk tanaman, maupun benih-benih gulma.
POG juga bisa dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya hara, seperti: fosfat alam, dolomit, zeolit, atau bahan-bahan lain.

2. Diperkaya dengan mikroba biofertilizer.
Saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan pupuk organik dengan pupuk bio (biofertilizer). Secara teori memang memungkinkan untuk memperkaya pupuk organik dengan biofertilizer. Banyak mikroba yang bisa perperan sebagai biofertilizer. Kelompok umum mikroba ini adalah: mikroba penambat N (simbiotik maupun non simbiotik), pelarut P, pelarut K, mikoriza, PGPR, biocontrol, dll. Mikroba yang dipakai untuk biofertilizer harus mikroba unggul. Mikroba yang telah melewati serangkaian seleksi dan ujicoba dengan metode yang sahih, sehingga ketika ditambahkan ke dalam POG mikroba-mikroba ini benar-benar bisa berfungsi dengan maksimal.
Penambahan mikroba juga akan menambah biaya. Apalagi jika ada banyak mikroba yang ditambahkan akan semakin meningkatkan biaya. Jadi penambahan mikroba harus benar-benar selektif.
Salah satu kesulitan penambahan mikroba yang lain adalah kompatibilitas antar mikroba. Dalam penambahan mikroba tidak berlaku rumus matematika 1 + 1 = 2, bahkan kadang-kadang 1 + 1 = – 2. Ini tantangan tersendiri.

3. Penambahan Hormon Nabati
Saat ini banyak beredar hormon tanaman yang berasal dari ekstrak tanaman, fermentasi ekstrak tanaman, sari hewan atau yang lainnya. Banyak sekali beredar di pasaran pupuk organik cair yang dibuat dengan cara ini dan terbukti di lapangan. Mungkin ada manfaatnya mengabungkan hormon nabati dengan POG. Dengan konsentrasi yang pas, penambahan POC bisa meningkatkan kualtias POG. Siapa tahu?

No comments:

Post a Comment