Saturday, 18 May 2013

pembuatan pupuk organik padat

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT (BOKASHI)


 
Pertanian yang berkembang di Indonesia dewasa ini selalu mengedepankan penggunaan bahan-bahan kimia baik pupuk maupun pestisida. Apabila hal ini dilakukan terus menerus akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kemrosotan kesuburan tanah.
Para petani di Indonesia dalam menerapkan teknologi pemupukan dan aplikasi pestisida sudah melampui dosis yang yang dianjurkan, hal ini dilakukan karena tanah sudah mengalami gejala kelelahan salah satunya adalah padat dan adanya perubahan iklim timbul adanya hama penyakit yang baru akibat ekosistem yang sudah tidak seimbang.
Menurut sumber peneliti dari BPTP Jawa Timur tahun 1996 menyebutkan bahwa kondisi tanah di Jawa Timur pada umumnya mengalami penurunan kandungan bahan organik yaitu tinggal tersisa 1 – 2 %. Padahal menurut para ahli bahwa tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman mengandung bahan organik 5 %, Mineral 45 %, Air 25 % dan Udara 25 %. Untuk itu penambahan bahan organik ke dalam tanah mutlak harus diberikan pada tanah agar produktivitas lahan bisa meningkat, salah satunya yaitu pemberian pupuk Organik (Bokashi) setiap melakukan penanaman.
TEKNIK PEMBUATAN
ALAT DAN BAHAN
1. Alat : Skop/Pacul,Ember,Gembor,Timbangan,Ayakan, Karung.
2. Bahan : Kotoran ( Ayam,Sapi,Kambing) 100 Kg,Arang sekam 20 Kg, Dedak 5 Kg,Gula Pasir 10 Sendok Makan, Em 4 10 cc ( 10 Sendok), Air Secukupnya.
PROSES PEMBUATAN
1. Bahan kering dicampur ( Kotoran,Arang sekam,Dedak)
2. Bahan cair dilarutkan ( Gula, EM4, Air ( lebih Kurang 20 liter )
3. Larutan pada poin kedua di siramkan pada campuran poin pertama dengan menggunakan gembor sambil diaduk hingga merata. Kemudian di gundukan seyinggi 30 cm dan ditutup dengan karung goni.
4. Kadar air adonan 30 – 40 % dan Suhu gundukan dipertahankan 40 – 50 derajat celcius.
5. Fermentasi selama lebih kurang 1 minggu ( Bokashi siap digunakan.)
CARA PENGGUNAAN
1. Bokashi yang akan digunakan harus sudah dikeringanginkan 3 – 4 hari, dosis pemberian 3 – 4 genggan permeter persegi (pada tanah kurus bisa lebih) atau 2 ton per ha.
2. Pada Tanah sawah diberikan pada saat pembajakan dan umur 14 hari atau 30 hari setelah tanam. (busa)

No comments:

Post a Comment